Aquasprite Theme Demo

GIE (2005)

Rabu, 02 Oktober 2013 , Posted by shaddow at 20.06

mumpung masih dalam suasana 30 september nih (walaupun udah lewat) rasanya pass kalau saya review film ini..hehe sadar ga sadar menurut saya idealisme itu bukan kebudayaan masyarakat kita, memang menyedihkan tapi itulah kenyataannya, kenapa karena keramah tamahan sangat bertentangan dengan idealisme. bangsa kita itu bangsa yang menjungjung tinggi nilai persaudaraan.namun sayangnnya persaudaraan dalam tanda kutip..hehe..

saya mencari buku ini, tapi sampe sekarang belum dapet juga, malah keburu dapet filmnya, tak apalah toh ini yang bikin riri reza mungkin tidak akan mengecewakan.kecintaaan mira lesama  pada negri ini udah dibuktiin sejak dia dia dilahirin di dunia ini mungkin..hehe buktinya sampe sekarang dia tetap setia dengan tema-tema dalam negri yang mengusung kebudayaan & masalah sosial dalam film-filmnya.saya rasa ini film terbaik dari miles dan riri reza sejauh ini, karena laskar pelangi yang saya tonton tidak sampe membuat saya menganga.

ini adalah sebuah catatan harian seorang mahasiswa yang hidup dengan keidelaisan sangat tinggi pada jaman bendera palu arit masih berkibar di negri ini. idealisme yang dimilikinya selalu menghambat kehidupannya karena ia selalu menjadi pemberontank sejak masih kecil, dia selalu berkoar, berkomentar yang menurutnya tidak masuk akal. namun sayangnya keadialismeannya di uji ketika memasuki masa g 30 s pki, dimana demokrasi masih menjadi tanda tanya.

entah karena ini diangkat dari buku, atau memang riri reza sangat pandai dalam membesutnya, film ini terasa keren dengan mengusung tema berat, ditambah monolog yang berisi puisi-puisi menjadi nilai plus untuk GIE menjadi film biofrafi yang sangat epik.


saya pernah nonton film chili yang berjudul NO, dan selalu berasumsi bahwa film itu terbaik dalam menceritakan sejarah dari sudut pandang yang berbeda, padahal itu film tahun kemarin,saya lupa bahwa ternyata GIE lebih keren daripada yang saya kira. walapun membuat bingung ketika riri reza mencampurkan kehidupan pribadinya dengan pengaruh terhadap pemerintahan waktu itu.

indonesia gambaran perang bangsa arya dan yahudi dalam lingkup kecil, dengan tokoh hitler yang nampak abstrak didalamnya. dua kubu yang berbeda visi saling bertempur mempertahankan pendapatnya, intrik politik sudah menjadi barang tentu maksud dari kekacauan di indonesia pada masa itu.


disini kita akan diajak melihat sudut pandang yang berbeda dari seorang soekarno, kalau selama ini kita hanya tahu sosok presiden pertama itu adalah seorang pembawa revolusi, maka GIE punya pandangan sendiri menilai tokoh yang satu ini.

walaupun masih dengan kesan lebay didalamnya..hehe seperti ciri khas film indonesia lainnya, yang menampilkan sosok GIE sempurna bahkan sejak masih bercelana pendek sudah memiliki sifat idealisme dan berbeda dari anak lainnya. tapi masih bisa dimaafkan lah toh ini dibuat sebelum nolan membuat TDR, sehingga semua film harus terlihat real dan ditampilkan dari sisi humanisnya.


 dulu saya ga begitu mendalami pelajaran sejarah, yang ada cuma disuruh baca dan ngisi LKS yang harus dibeli seharga 7.500..hehe sebenernya apa sih yang dilakuin partai komunis indonesia, ampe mereka dibantai dengan tidak manusiawi, terus kenapa orang-orang yang cuma ikut-ikutan juga kena imbasnya, terus kenapa eksekusi ga memalui meja hijau dan melewati tahap introgasi dulu., mungkin itulah kebobrokan terparah negri ini, sekarang juga sih..cuma dengan cara yang lebih halus.

saya rasa negri ini engga butuh orang-orang pintar, buktinya pas negara kita di pimpin habibi ga ngefek apa-apa terhadap keadaan bangsa ini secara besar. yang kita butuhkan adalah sosok seorang yang idealis, namun sayangnnya orang-orang yang kaya gitu ga bertahan lama di negri kita ini, entah karena disingkirakan negara atau tuhan yang mengambil orang-orang kaya gitu lebih dulu.

GIE membuat saya sadar bahwa sesungguhnya musuh terberat itu bukan negara lain, tapi orang-orang sendiri.konspirasi dimana-mana, membuat rakyat salah persepsi membuat trik-trik politik untuk mengalihkan pikiran kita. praktek itu masih berjalan sampai sekarang, lalu masih adakah orang-orang yang peduli mengangkat kembali tentang pembantai masal itu ? mungkin ada, seperti yang saya tonton kemarin di kompas TV, tapi bagaimana reaksi dari para petinggi, sayangnya mereka ga ada waktu untuk mengurus masa lalu.. masih banyak rencana yang harus diwujudkan masa depan,, entah masa depan dirinya ataupun kelangsungan partainya.


sebelum berjamurnya film-film biografi seperti sekarang, GIE udah berhasil mengangkat tema yang berbeda., menjadi terobosan dimana kita selalu beranggapan bahwa orang-orang bule lah yang menjadi penyebab kesengsaraaan negri ini seperti yang ditampilkan bary prima..heheh

sebenarnya indonesia udah punya ladang yang bagus untuk membangun film-film yang menarik, apalagi ketika menempelkan sejarah didalamnya yang membuat pandangan orang mengganggap bahwa film ini berbobot, ga harus penuh ledakan dan suara tembakan, cukup dengan memasukan latar sejarah udah cukup sebuah film menjadi keren,, buktinya udah ada yang berhasil seperti KALA nya joko anwar.

setelah menonton GIE saya berharap lebih banyak lagi film-film yang bermuatan sejarah yang kita miliki, tidak harus dengan senjata dan ledakan, namun cukup dengan cerita yang kuat dan visual yang indah. masih ga bisa lepas dari orang2 bule, senjata dan ledekan besar untuk membuat film dengan latar sejarah ? coba tanyakan pada cate shortland gimana caranya dia bikan LORE..

well, sebelum nonton filmnya mungkin alangkah baiknya kita membaca dulu bukunya,, hanya sekedar bahan perbandingan saja..hehe


Currently have 0 komentar:

Leave a Reply

Posting Komentar