polisi selalu menyebalkan itulah anggapan sebagian remaja dari dulu bahkan sampe sekarang, alasannya beragam. dan mungkin alasan yang paling sering adalah masalah tilang menilang. ternyata bukan hanya di indonesia saja tapi juga jepang memiliki perseteruan yang sama dengan negara kita.

nah bagaimana kalau konflik ini dibawa ke tahun 1979 disebuah perkampungan, dimana jumlah kendaraan yang tidak banyak dan belum ada masalah kemacetan. rasanya mungkin tidak masuk akal.tapi mungkin itulah film komedi yang selalu melanggar norma-norma kelogisan..hehe

film ini menceritakan perang antara remaja sma dan seorang polisi, berawal dari hal sepele barlanjut dengan perang panas dan perang dingin diantara kedua belah pihak ini, kelakuan-kelakuan konyol yang dilakukan para siswa sma ini untuk memancing amarah polisi berhasil menciptakan kekonyolan yang memancing tawa.

bermula dari saijoh-kun seorang murid sma yang mengendarai sepeda motor dengan kecepatan sedang-sedang saja tiba-tiba ditilang oleh chuzai-san seorang polisi yang baru saja dipindah tugaskan ke daerah yamagata dan mempunyai inisiatif untuk menerapkan batas kecepatan disalah satu jalan yang sering dilalui masyarakat sekitar.


 karena tidak terima dengan paerlakuan polisi tersebut maka saijoh-kun mengajak teman-temannya untuk melakukan aksi balas dendam.tindakan-tindakan jahil yang dilakukan untuk memancing amarah chuzai-san selalu berakhir dengan keberhasilan, namun sayangnnya karena sang polisi merasa dipermainkan maka dia selalu membawa anak-anak bandel ini kekantor polisi hanya untuk sekedar memberi pelajaran.

karena tidak terima selalu dibawa kekantor polisi dengan alasan-alasan yang tidak masuk akal maka kelompok pelajar yang dipimpin mamachari ini semakin tersulut emosinya dan semakin gencar membuat rencana-rencana yang lebih gila lagi.dengan bermodalkan pengetahuan bahwa bunyi detektor polisi yang dipasang dijalan akan berbunyi bila mendeteksi logam yang berjalan. maka mamachari dan teman-teman memanfaatkan hal tersebut untuk berlari didepan detektor dengan membawa peralatan yang terbuat dari besi dan logam, dan ide paling gilanya adalah berlari dengan membawa peralatan marching band.


 ternyata konflik terus berlanjut bahkan tidak hanya dijalanan saja tapi sudah merambat ke hal-hal pribadi yang bisa mengganggu kehidupan si polisi (chuzai-san). apalagi setelah mengatahui bahwa istri sang polisi begitu cantik, maka geng mamachi ini semakin punya kesempatan untuk balas dendam.


tema yang diangkat mungkin begitu sederhana, tetapi kehidupan remaja yang terjadi dilingkungan pedesaan mungkin menjadi daya tariknya. karena keseharian kehidupan  yang digambarkan membuat kita tenggelam kedalam memory masa lalu, walaupun mungkin berbeda kebudayaan, tapi tetap saja berhasil membawa nuanasa nostalgia bagi penontonnya.

seperti film persahabatan lainnya yang selalu menggambarkan karakter setiap anggotanya yang berbeda si jenius, situkang makan, si bodoh mungkin sudah terlalu biasa kita jumpai difilm-film dengan tema serupa.namun bukan jepang dong kalau tidak ada karakter si mesum..hehe semakin lengkap dengan hadirnya wanita-wanita cantik dalam film ini.

mungkin nuansa manganya akan lebih terasa disini seperti kebanyakan film-film komedi jepang lainnya, itu bisa terlihat dari spesial effect yang murahan dan acting yang berlebihan...hehe


konflik justru semakin seru setelah  chuzai-san melakukan perlawanan kepada anak-anak ini,tentunya dengan rencana-renacan yang lebih gila juga.. kekonyolan-kekonyolan yang terjadi sepanjang durasi cukup berhasil untuk mengocok perut.

lewat kesederhanaanya film ini menawarkan kelucuan, menggambarkan persahabatan, mengajak bernostalgiaan, memberikan nuansa pedesaan jepang yang indah dengan pemandangan sawah dan tempat-tempat yang selama ini hanya bisa kita lihat di manga-manga saja,

700 days of battle us vs the police mungkin bukanlah film komedi yang terbaik,tapi membuat saya sadar bahwa jepang adalah pencetak cerita terbaik dalam film-film yang pernah saya tonton, entah drama ataupun horror, sepertinya mereka tak pernah kehabisan amunisi untuk menciptakan sebuah kisah.